Beberapa hari lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui adanya bukti penyebaran virus corona atau Covid 19 di udara. Terkait hal tersebut, WHO secara resmi mengeluarkan pernyataan, virus corona dapat bertahan lama dalam ruang tertutup, Kamis (9/7/2020). Pernyataan itu disampaikan melalui rilis resmi WHO yang dapat disimak lebih lengkap di .

WHO mendefinisikan penularan melalui udara sebagai penyebaran agen penular disebabkan penyebaran aerosol yang melayang di udara dalam jarak dan waktu lama. Aerosol adalah tetesan pernapasan yang sangat kecil sehingga dapat menempel di udara. Ketika berbicara tatap muka dengan seseorang secara langsung, Anda berada dalam garis langsung bunyi napas yang keluar dari mulut mereka ketika berbicara.

"Jika ada skenario di mana saya berhadapan muka, dengan seseorang, saya menggerakkan kepala saya di tengah jadi saya tidak menghirup secara langsung," kata Seema Lakdawala, seorang peneliti penularan flu di University of Pittsburgh. Salah satu tips yang membantunya adalah tidak melakukan kontak mata langsung dengan mereka. Mungkin ini akan terasa canggung, tetapi ini bukan hanya tentang melindungi diri sendiri, tetapi juga tentang melindungi orang lain.

Selalu kenakan masker ketika berada di tempat publik. Terutama ketika Anda berada di dalam ruangan atau tempat yang memaksa berdekatan. Pastikan masker telah menutupi hidung dan mulut Anda.

Ini akan menangkap banyak tetesan yang keluar saat Anda bernapas atau berbicara dan mencegahnya tersebar di udara. Abraar Karan, seorang dokter di Harvard Medical School mengatakan, cara ideal mengambil tindakan pencegahan terhadap mikrodroplet kecil yang aerosol. "Kita harus menutupi semua orang dengan masker yang lebih baik," kata Abraar Karan, seorang dokter di Harvard Medical School.

Masker N95 yang secara efektif menyaring sebagian besar partikel aerosol tidak banyak tersedia dan tidak nyaman dipakai. Karan menyarankan untuk menggunakan masker KN95. Anda dapat membatasi transmisi aerosol dengan meningkatkan ventilasi dan sirkulasi udara.

Mungkin bisa dengan membuka jendela atau memakai kipas angin agar udara tetap bergerak. Udara yang bergerak menyebarkan partikel partikel dan membuat lebih kecil risiko seseorang akan menghirup udara terkonsentrasi dari virus yang menular. Donald Milton, seorang ahli aerobiologi penyakit menular di Universitas Maryland merekomendasikan pembersihan udara dalam ruangan, melalui penyaringan udara dan lampu sanitasi ultraviolet.

Aturan praktis yang dianggap sebagai paparan adalah kontak dekat dengan orang yang terinfeksi selama 15 menit atau lebih. Di tempat publik yang tidak padat di mana semua orang menggunakan masker dan bergerak dengan menjaga jarak menjadi cara meminimalisir penularan. Meski demikian, Anda disarankan untuk tidak berada di suatu tempat dalam waktu lama.

Bergeraklah secara efisien. "Jadi, bahkan jika ada aerosol yang dilepaskan oleh seseorang yang terinfeksi, mereka menjadi encer karena orang orang ini bergerak dalam arus udara," kata Lakdawala. Tidak hanya untuk menghindari droplets, cara ini juga dapat membantu untuk menghindari partikel partikel kecil di udara.

Jika Anda berencana untuk duduk dan berbicara dengan teman, menjaga jarak setidaknya enam kaki dapat menciptakan lebih banyak ruang untuk aliran udara antara Anda dan orang lain. "Kami memiliki waktu yang membahagiakan di lingkungan kami di mana setiap orang membawa kursi kami, dan kami duduk di halaman seseorang," kata Lakdawala. "Menjaga jarak dari orang lain berarti akan ada lebih banyak ventilasi dan ruang bagi udara untuk lewat di antara Anda," lanjutnya.

Sementara itu, Milton mengatakan, setiap tindakan pencegahan dapat mengurangi risiko terkena partikel aerosol. "Mengenakan masker berarti Anda menempatkan lebih sedikit tetesan virus ke udara, menghisap lebih sedikit [udara]." "Menjaga jarak berarti ada lebih sedikit tetesan virus di udara sekitar Anda."

"Dan memiliki ventilasi yang baik atau sanitasi udara berarti tetesan virus yang ada di udara kemungkinan dapat hilang," kata Milton.