Miliuner Jeff Bezos makin kaya raya dan menembus puncak tertinggi kekayaannya. Kekayaannya tetap bertambah walaupun dia harus melepaskan seperempat saham di Amazon.com sebagai bagian dari penyelesaian perceraian dengan mantan istrinya MacKenzie pada tahun lalu.
Melansir dari laman Bloomberg, saham raksasa e-commerce yang berbasis di Seattle ini, melonjak 4,4 persen ke rekor USD 2.878,70 pada hari Rabu (1/7).
Kenaikan ini meningkatkan kekayaan sang pendiri menjadi USD 171,6 miliar (Rp2.419,5 triliun). Itu melampaui rekor tertinggi sebelumnya yaitu USD 167,7 miliar (Rp2.364,5 triliun). Pada tahun ini saja, Bezos telah mendapatkan keuntungan USD 56,7 miliar.
Miliuner ini masih mampu meraup kenaikan kekayaan di tengah kesenjangan yang semakin melebar di Amerika Serikat (AS).
Kesenjangan melebar imbas penurunan ekonomi yang terjadi merupakan yang terdalam sejak krisis ekonomi berkepanjangan selama satu dekade, kurun 1929 hingga 1939.
Pada pekan ini juga, setelah menerima protes mengenai keputusan untuk menyetop pembayaran insentif pandemi, Amazon mengatakan akan menghabiskan sekitar USD 500 juta untuk memberikan bonus senilai USD 500 kepada sebagian besar pekerja garis depan.
Pemberian bonus satu kali senilai USD 500 ditujukan pada karyawan dan mitranya yang bekerja di garda depan selama pandemi Covid-19.
Sementara karyawan dan mitra yang telah bersama perusahaan ini sepanjang bulan Juni akan menerima bonus mulai dari USD 150 hingga USD 3.000.
Melansir dari blog perusahaan About Amazon, berikut rincian bonus yang diberikan perusahaan yang dibangun miliarder dunia Jeff Bezos ini.
1. Bonus USD 500 untuk karyawan penuh waktu Amazon, karyawan Whole Foods Market, dan driver Mitra Layanan Pengiriman
2. Bonus USD 250 untuk karyawan paruh waktu Amazon, karyawan Whole Foods Market, dan driver Mitra Layanan Pengiriman
3. Bonus USD 1.000 untuk semua pemimpin garis depan Amazon dan Pasar Whole Foods
4. Bonus USD 3.000 untuk pemilik Mitra Layanan Pengiriman
5. Bonus USD 150 untuk setiap driver Amazon Flex dengan lebih dari 10 jam di bulan Juni.
“Sekali lagi, terima kasih dan terima kasih saya atas komitmen yang benar-benar luar biasa kepada pelanggan yang telah Anda tunjukkan sepanjang perjalanan ini. Saya tidak pernah lebih bangga dengan tim kami,” tulis Kepala Operasional Amazon, Dave Clark dalam blog tersebut.
Namun demikian, perusahaan ritel online terbesar miliki miliarder dunia ini mengirimkan sekitar 10 miliar item per tahun ini, telah menghadapi pengawasan ketat dari anggota parlemen dan serikat pekerja AS mengenai apakah bonus itu cukup untuk melindungi staf dari pandemi Covid-19.
Populasi Orang Kaya Bertambah
Kondisi ekonomi dan geopolitik global yang bergejolak pada 2019, tak menyurutkan populasi dan kekayaan miliuner global. Populasi dan kekayaan miliuner justru meningkat pesat, menurut laporan Wealth-X bertajuk, Billionaire Census 2020. Wealth-X merupakan perusahaan penyedia informasi dan wawasan kekayaan global.
Melansir laman Barrons, jumlah miliuner dunia mencapai 2.825 pada 2019, bertambah 8,5 persen atau 221 dari 2018. Kekayaan gabungan mereka juga naik 10,3 persen (yoy) menjadi total USD 9,4 triliun.
Pada 2018, populasi miliuner menurun 5,4 persen, dengan total kekayaan menyusut 7 persen. Usut punya usut, menurut survei Wealth-X, penyebab pertumbuhan kekayaan dan populasi miliuner dipicu kinerja di pasar keuangan yang menguat.
Padahal, pada 2019, ekonomi global dan lingkungan geopolitik masih bergejolak, antara lain akibat Brexit dan perang dagang AS dengan China.
Di Amerika Utara, indeks S&P 500 ditutup naik 29 persen pada 2019. Kemudian Indeks Komposit NASDAQ teknologi menguat 36 persen, dan Indeks Komposit TSX Kanada 19 persen lebih tinggi.
drakkan.com