Angkatan udara Taiwan memperingatkan beberapa jet tempur China yang memasuki zona identifikasi pertahanan udara Taiwan di barat daya pada hari Selasa (9/6/2020). Mengutip Reuters, Su 30 fighters, dan beberapa jet tempur China yang paling canggih, diberi peringatan lisan untuk pergi. "Pesawat F 16 kami juga langsung terbang untuk mengusir pesawat pesawat 'pengganggu' tersebut," kata kementerian Pertahanan Taiwan.
Taiwan mengeluh bahwa China, yang mengklaim pulau demokrasi itu sebagai miliknya, telah meningkatkan kegiatan militer dalam beberapa bulan terakhir, mengancam Taiwan bahkan ketika dunia berurusan dengan pandemi virus corona. China mengatakan latihan seperti itu bukanlah hal yang aneh. China tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya.
Salah satu jenderal paling senior China bulan lalu mengatakan Beijing akan menyerang jika tidak ada cara lain untuk menghentikan Taiwan menjadi negara merdeka. China sangat curiga terhadap Presiden Taiwan Tsai Ing wen, yang dituduh sebagai kelompok separatis yang menyatakan kemerdekaan resmi. Tsai mengatakan Taiwan sudah menjadi negara merdeka yang disebut Republik China, sebagai nama resminya.
Amerika Serikat juga telah meningkatkan kegiatan militernya di dekat pulau itu, dengan pelayaran angkatan laut semi reguler melalui Selat Taiwan yang sempit. C 40A AS, versi militer dari Boeing 737, telah memasuki ruang udara Taiwan dengan izin, meskipun itu tidak mendarat di bandara Taiwan mana pun, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan dalam sebuah pernyataan terpisah pada hari Selasa. Pesawat AS lepas landas dari pulau Okinawa Jepang, di mana ada pangkalan udara utama AS, dan terbang di atas Taiwan utara dan barat dalam perjalanan ke Asia Tenggara, media Taiwan melaporkan.
Sementara Washington dan Taipei meski tidak memiliki hubungan diplomatik resmi, Amerika Serikat adalah pendukung internasional terkuat dan pemasok senjata utama, menjadi sumber ketegangan AS China lainnya. Ancaman Beijing terhadap Taiwan terus meningkat. Pada Februari 2020, China menerbangkan pesawat tempur di sekitar pulau Taiwan. Pesawat tempur tersebut diketahui ternyata membawa misil yang dinilai Taiwan sangat berbahaya. Merespons China, Angkatan Udara Taiwan menerbangkan pesawat tempur F 16 untuk membayangi salah satu pesawat pembom China.
Waktu itu, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan, sejumlah jet tempur J 11 milik Tiongkok dan pesawat pembom H 6 terbang ke Selat Bashi ke selatan Taiwan. Kemudian, jet tempur itu keluar ke Samudra Pasifik sebelum kembali ke pangkalan melalui Selat Miyako, yang terletak di antara pulau pulau Jepang Miyako dan Okinawa, ke timur laut Taiwan. "Selama periode penerbangan itu, militer nasional (Taiwan) dengan cepat menggunakan pesawat pengintai udara dan pasukan pertahanan udara sesuai dengan peraturan kesiapan tempur," katanya.
Angkatan udara Taiwan menggunakan F 16 buat Amerika Serikat untuk membayangi salah satu pembom H 6 Tiongkok menemukan ternyata pesawat tempur China tersebut membawa misil. "Misi jarak jauh Partai Komunis China ini berdampak pada keamanan dan stabilitas regional dan membahayakan perdamaian dan kesejahteraan yang dimiliki oleh semua pihak di wilayah ini," kata kementerian itu. Komando Palagan Timur Tiongkok, dalam sebuah pernyataan mengatakan pesawat itu melakukan latihan yang berorientasi pada pertempuran nyata.
“Taiwan dan pulau itu adalah bagian suci dan tidak dapat dicabut dari Tiongkok. Patroli siap tempur militer Tiongkok merupakan tindakan yang sepenuhnya sah dan perlu yang ditujukan pada situasi saat ini di Selat Taiwan dan menjaga kedaulatan nasional. " China diketahui mulai menerbangkan jet tempur ke Taiwan yang disebut strategi “island encirclement” (pengepung pulau) sejak tahun 2016 ketika Presiden Taiwan Tsai Ingwen pertama kali menjabat. Beijing curiga Tsai, yang kembali memenangkan pemilihan ulang bulan lalu, akan mendorong Taiwan mengumumkan kemerdekaan formal pulau tersebut. Apalagi Tsai menegaskan bahwa Taiwan adalah negara merdeka dengan nama resmi Republik China.
Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) mengirim sepasang pesawat tempur, Pembom Lancer B 1B ke Laut China Selatan pada hari Selasa (26/5) dalam upaya meningkatkan jumlah demonstransi militer AS di wilayah yang disengketakan dengan China tersebut. "Sepasang pembom B 1B tersebut mendemonstrasikan kemampuan Angkatan Udara Uwak Sam selama beroperasi di wilayah hukum internasional pada waktu dan tempo yang kita pilih," tulis Angkatan Udara AS melalui Twitternya pada hari Rabu (27/5) seperti dilansir Stars and Stripes. The Lancers berasal dari Skuadron Bom Ekspedisi ke 9 di Pangkalan Udara Dyess, Texas. Ini merupakan sepasang pesawat pembom yang beroperasi di wilayah tersebut kurang dari sebulan.
Angkatan Udara AS tidak mempublikasikan semua penerbangan yang dilakukan B 1B selama menjalankan misinya di Laut China Selatan. Pada 29 April 2020 lalu, dua Lancers juga melakukan misi mereka di Laut China Selatan selama perjalanan 32 jam dari Pangkalan Angkatan Udara Ellsworth S.D. "Penerbangan itu menunjukkan model ketenagakerjaan dinamis yang baru, yang bertujuan membuat kehadiran pembom globalnya kurang dapat diprediksi," klaim Angkatan Udara AS pada waktu itu.
Skuadron dari Dyess tiba di Guam pada 1 Mei 2020 dengan empat pesawat pembom B 1B dan sekitar 200 penerbang untuk melatih dan melakukan operasi dengan sekutu dan mitra Angkatan Udara AS pada waktu itu. Sementara itu, Beijing menganggap penerbangan berlebihan di Laut China Selatan itu sebagai provokatif dan menyalahkan AS karena meningkatnya ketegangan di antara kedua negara. China dan beberapa negara lain memiliki klaim tumpang tindih di sebagian Laut China Selatan.
Sebelumnya telah membantah klaim China atas kepemilikan beberapa pulau dan terumbu di Laut China Selatan dan Timur yang kaya sumber daya, termasuk pulau Spratly, Paracel, dan Senkaku, menurut CIA World Factbook. Misi Angkatan Udara mengikuti semakin banyak operasi kebebasan navigasi yang dilakukan Angkatan Laut di wilayah tersebut untuk menantang apa yang disebutnya klaim maritim berlebihan China. Sementara itu, Militer China juga aktif di sana. China telah mengirim gugus tugas kapal induk dua kali pada bulan April melalui Selat Miyako, jalur air strategis dekat Okinawa.
Sejak pertengahan Maret, jet tempur China juga telah melecehkan pesawat pengintai AS setidaknya sembilan kali di Laut Cina Selatan, kata seorang pejabat Pentagon kepada Fox News dalam laporan 19 Mei. Reed Werner, wakil asisten sekretaris pertahanan untuk Asia Tenggara, mengatakan sebuah kapal Tiongkok mengawal sebuah kapal induk China bermanuver dengan cara "tidak aman dan tidak profesional" di dekat kapal perusak berpeluru kendali rudal USS Mustin bulan lalu, kata laporan itu. Berita ini tayang di Kontan: